KeboTeki 11. Kebo Lajer atau Mahesa Lajer 12. Jalak Ruwuh 13. Sempane Bener 14. Jamang Murub Biasanya jenis keris luk 5 dibuat dengan harapan memberikan yoni (khasiat) Pembuatan keris dengan luk 13 dimaksudkan untuk tujuan tuah energi kesaktian dan wibawa kekuasaan keris itu menjadi penangkal kesialan atau tolak bala. Keris dengan luk
BlogKeris Pusaka;silakan call/sms ke nomor;087855335960 @ 081235415435 Pages. Beranda; JUMLAH PENGUNJUNG. Translate. Cari nama keris/artikel di Blog Ini
Sertamasih banyak lagi manfaat yang lainya dari keris Keris untuk pengasihan ini yang nanti akan bisa anda rasakan sendiri; Mahar Keris Pengasihan Khodam Kebo Lajer. Untuk Mahar Keris Pengasihan Khodam Kebo Lajer Rp. 800.000,-. Mahar belum termasuk ongkos kirim. Untuk biaya pengiriman akan disesuaikan dengan jasa pengiriman yang anda pilih.
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Pusaka Keris Naga Raja Pusaka Keris Naga Raja – Kata naga berasal dari bahasa Sanskerta naga, yaitu perwujudan ular Kobra raksasa yang ditemukan dalam kepercayaan Hindu, Budha dan Jain. Kata nāgá kadang juga digunakan untuk merujuk “ular” secara umum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia naga diartikan sebagai ular yang besar. Tanah Jawa menggambarkan naga sebagai ular raksasa, kadang dengan kaki namun lebih umum tanpa kaki. Gambaran ini selaras dengan gambaran naga India yang menyerupai ular, dan bertolak belakang dengan naga Tiongkok dan naga Eropa yang berkaki. Berbeda dari keduanya pula, naga Jawa umumnya tidak digambarkan dapat terbang. Keunikan naga Jawa merupakan badhong atau makhota di atas kepalanya. Tidak ada ketentuan untuk rupa makhkota dan bentuknya dapat sangat beragam. Terkadang naga Jawa juga digambarkan memakai perhiasan dan kalung emas. Keris Dapur Naga Raja merupakan keris pusaka yang memiliki gandik sosok naga bermahkota, maka dari itu didsebut dengan sebutan naga raja. Keris pusaka ini juga banyak digemari serta dicari para pecinta keris pusaka. Keris Dapur Naga Raja ini bisa dimiliki oleh Penggemar Keris Pusaka yang mengutamakan khasiat dan isi bertuah didalamnya. Keris Dapur Naga Raja ini bisa dimiliki oleh aktivis pemelihara Budaya Tosan Aji yang mengutamakan Keindahan Barang Antik Warisan Bangsa yang patut dipelihara dan dijaga demi melestarikan Cagar Budaya Dapur Naga Raja ini bisa dimiliki oleh Pecinta dan Penggemar Tosan Aji yang mempertimbangkan keduanya, baik dari segi Khasiat Keris Pusaka maupun sebagai Barang Antik yang harus dijaga dan dilestarikan. Ciri-Ciri Keris Sengkelat 1 Maret 2021 Ciri-Ciri Keris Sengkelat Sengkelat, adalah salah satu bentuk dhapur keris luk tiga belas. Ukuran panjang bilahnya sedang, dan memakai ada-ada,... selengkapnya Pusaka Keris Mundarang 8 Maret 2019 Pusaka Keris Mundarang atau Mendarang Pusaka Keris Mundarang atau mendarang merupakan keris yang tergolong kedalam salah satu golongan pusaka yang... selengkapnya Toko Keris di Surabaya 7 Maret 2019 Toko Keris di Surabaya Paling Lengkap Anda bingung ingin membeli keris di daerah Surabaya? Ingin mencari Toko Keris Surabaya terlengkap?... selengkapnya Keris Tumenggung PB IV Keris Tumenggung PB IV Keris Dhapur Tumenggung Keris Tumenggung PB IV – Masih sangat jarang literatur isoteris tentang keris berdhapur… selengkapnya Rp Tersedia / KAR521 Dhapur Keris Cengkrong Dhapur Keris Cengkrong Ricikan Dhapur Keris Cengkrong Adegipun Medang Suduk, Sraweyan, Ganja Kuwalik Keris dengan Cengkrong Dapur sedikit lebih pendek… selengkapnya *Harga Hubungi CS
MAHAR Rp. Tn. A Terengganu Kode GKO-90 Dhapur Kebo Lajer Pamor Banyu Tetes Tangguh Pajajaran Abad XII Sertifikasi Museum Pusaka TMII No 322/ Asal-usul Pusaka Klaten, Jawa Tengah Ulasan Keris serta tosan aji diyakini berasal dari budaya agraris. Setidaknya, bentuknya diilhami dengan bentuk-bentuk tumbuhan dan binatang yang akrab dengan kehidupan masyarakat agraris. Sejak munculnya keraton Pajang yang berlokasi di pedalaman, praktis ekonomi keraton tak lagi mengandalkan hasil kelautan dan perdagangan dengan pihak luar. Hasil pertanian dan perkebunan menjadi sektor penopang keuangan Keraton. Bahkan di keraton Kasunanan Surakarta kini bahkan tersimpan unsur agraris yang tetap hidup, yaitu adanya peliharaan kerbau bule. Babad Tanah Jawi menyebut peristiwa Geger Pacinan. Rusaknya kraton di Kartasura, dianggap merupakan tanda hilangnya landasan kosmogonis kraton sebagai sentrum kekuasaan, sehingga perlu dibangun kraton baru. Pada zaat zaman PB II hendak mencari lokasi baru untuk keratonnya, maka dilepaskanlah Kanjeng Kiai Slamet. Kerbau keramat itu ternyata berhenti di desa Sala, di dekat Bengawan Solo. Barangkali Raja meyakini, naluri binatang yang selalu menjadi alat bantu pengolah sawah itu bisa menangkap aura tanah yang baik. Kerbau akan berhenti dan cenderung enggan pergi dari tempat nyaman. Percaya atau tidak keberadaan kerbau di lingkungan keraton, menjadi saksi nyata bahwa Keraton Mataram contohnya dibangun dengan landasan jiwa dan pikiran agraris. Meski terbilang dhapur keris lurus yang sederhana, keris kebo lajer memiliki penggemar dan pecinta fanatiknya sendiri karena dipercaya dapat menjadi piandel, Kebo Lajer Kerbau jantan adalah lambang akan ketangguhan dalam artian mampu untuk bekerja keras menjadi tulang punggung keluarga , dan penarik Rejeki juga bisa diartikan sebagai lambang kemakmuran. Salah satu keunikan dari keris Kebo Lajer ini adalah pada bagian sor-soran terdapat relief cah angon gembala membawa cemeti mirip batang tumbuhan sedang menggembalakan kerbau jantannya. Pada sisi bilah yang menghadap ke kiri, relief kebo dan cah angon masih tampak jelas, sedangkan pada sisi sebaliknya menghadap ke kanan relief yang ada sudah tampak pudar. Dari segi pembuatan relief ini sangat dimungkinkan disusulkan setelahnya bukan sejaman dengan teknik etsa. Menghias keris dengan proses etsa dilakukan dengan cara membuat profil yang dikehendaki pada permukaan bilah keris dengan cairan malam lilin untuk menggambar kain batik kemudian direndam dengan larutan khusus belerang, garam yang mempunyai sifat asam. Bagian yang tidak tertutup lilin/malam akan tergerus oleh larutan khusus itu sedangkan yang tertutup akan tetap utuh dan menjadi timbul. Hingga sekarang cara ini masih dilakukan. Bedanya, yang digunakan bukan lagi lilin, melainkan cat atau bahan kimia sejenis. Hiasan dengan teknik etsa umumnya tidak diberi emas. Keunikan lainnya adalah pada permukaan bilah keris tampak seperti bekas pijitan-pijitan tangan. Keris dengan bentuk signature pijitan tangan diyakini buatan Ni Mbok Sombro, salah satu Empu Pajajaran yang terkenal. Konon pembuatannya adalah dengan cara dipijit-pijit bukan ditempa. Untuk kebenaran cerita/mitos ini memang diperlukan referensi/penelitian yang lebih lanjut lagi. Kemudian bagian pesi juga tidak ketinggalan uniknya, yakni dibuat dengan cara diuntir. Untuk keris-keris sepuh terutama Pajaran memang seringkali ditemukan teknik untiran seperti ini walaupun jumlahnya tidak lebih banyak daripada pesi pada umumnya. Sedangkan gambaran pamor tetesing warih atau juga disebut banyu setetes serupa dengan pamor wos wutah. Namun diantara sela-sela garis pamor terdapat banyak bulatan-bulatan kecil. Bulatan atau lingkaran itu tidak rata ukurannya, ada yang besar adapula yang kecil, ada yang tersusun sampai tiga lapis, namun ada juga yang tidak merupakan susunan lingkaran. Bulatan-bulatan pada pamor tetesing warih, terkadang tidak bulat benar, ada yang agak gepeng, ada yang mencong. Namun karena adanya bulatan-bulatan itu, banyak orang yang menyangka bahwa itu pamor Udan Mas. Pamor Tirta Tumeter yang artinya tetesan air. Rejeki yang lumintu, walaupun sedikit demi sedikit tetapi selalu ada saja. Itulah yang utama tuah dari Banyu Tetes. Warangka Wulan Tumanggal Keris Kebo lajer ini semakin menarik dengan sandangan atau perabot warangka lamen yang sudah sangat jarang ditemui, dimana bentuknya menyerupai “bulan sabit” oleh orang Jawa digunakan untuk memperkirakan tanggal lebih dikenal sebagai “Warangka Wulan Tumanggal” atau “Penanggalan”. Bentuknya yang khas memberikan penilaian bahwa bentuk warangka ini lahir seiring dengan berkembangnya agama Islam di Nusantara Kesultanan Demak. Tetapi kemudian di Jawa sendiri, sejak mataram terakhir sebelum terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta, bentuk warangka wulan tumanggal ini mulai ditinggalkan. Walaupun di pulau Jawa sudah “punah”, tetapi “keturunan” warangka itu masih ada di luar Pulau Jawa, dan disebut sarung keris sampir bahari bangkinang, atau Dua Hari Bulan, yang sampai kini digunakan orang di Riau kepulaun dan Kelantan Malaysia, serta Surathani Thailand. Dihiasi dengan mendak perak lamen, pendok krawangan sepuh perak dan tembaga menambah keanggunannya. – Dialih-rawatkan dimaharkan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera. Contact Person Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan Facebook Griyo Kulo SMS/Tlp/WA 0838-7077-6000 Pin BB 5C70B435 Email admin ———————————— – error Courtesy of Griyokulo. Silahkan hubungi kami jika membutuhkan informasi, atau sharing kawruh atau sumbangsih dsb. Matur sembah nuwun. Salam Budaya
- Keris yang merupakan salah satu mahakarya Indonesia yang kini telah diakui Unesco sebagai salah satu warisan dunia, masih memiliki banyak peminat baik itu dari masyarakat dalam negeri maupun masyarakat luar negeri. Fungsi dan pandangan masyarakat terhadap keris di era saat ini tentu saja berbeda dengan ratusan tahun silam. Jika dimasa lalu keris selain digunakan sebagai pelengkap busana, identitas diri, juga digunakan sebagai alat bela diri. Baca Juga Penemuan Paling Lengkap dan Utuh Bayi Mammoth yang Dibekukan oleh Lapisan Es Namun, di masa sekarang keris lebih difokuskan sebagai benda seni. Tetapi tidak menutup kemungkinan kepemilikan sebuah keris agar dapat mendapat tuah magis dari sebuah keris terus terjaga hingga kini. Bicara tentang keris memang tidak bisa terpisah dari hal-hal yang berada di luar nalar. Adanya nilai magis dalam sebilah keris memang telah menjadi rahasia umum. Hanya saja masyarakat banyak yang salah menafsirkan tentang kemagisan dalam sebilah keris. Banyak yang beranggapan bahwa jika nilai magis dalam sebilah keris tercipta karena adanya sosok gaib yang mendiami sebilah keris. Anggapan semacam ini tidaklah sepenuhnya benar. Baca Juga Perjalanan Cinta dan Perempuan-perempuan di Sekitar Elon Musk Kemagisan dalam sebilah keris ini terjadi karena terkabulnya do’a dari empu yang membuat keris tersebut. Para empu saat membuat keris tidak hanya menempa besi dan baja saja. Mereka para empu juga melakukan serangkaian ritual dan memanjatkan do’a kepada Tuhan agar keris yang dibuat akan bermanfaat bagi pemiliknya. Hal itulah yang membuat para pecinta keris sering mengatakan bahwa keris adalah perwujudan doa dari si empu agar pemegang keris dapat mewujudkan apa yang menjadi cita-citanya. Baca Juga Kekeringan Berkepanjangan Menjadi Penyebab Utama Runtuhnya Peradaban Bangsa Maya Di masa lalu keris juga menunjukkan identitas sosial pemegangnya. Namun, karena terjadi perubahan jaman. Hal semacam ini tidak terjadi lagi. Di masa lalu ada keris dengan jenis tertentu yang hanya dimiliki oleh kalangan petani. Anehnya, keris yang semacam ini di jaman sekarang justru banyak yang berminat untuk memilikinya. Keris yang dimaksud adalah keris kebo lajer dengan pamor tilam sari. Keris kebo lajer ini diyakini telah ada semenjak era majapahit. Umumnya mereka yang punya keris ini memiliki keinginan agar tanaman yang ditanam tidak gagal panen. Terkini
khasiat dan kegunaan keris kebo lajer